Daftar Blog Saya

Sabtu, 26 September 2009

Kasepuhan Ciherang

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Teringat pada pribahasa bahwa Suatu bangsa akan menjadi besar jika dapat menjaga kebudayaannya. Sehingga bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
Dari latar belakang di atas maka kami Sekelompok Pemuda melihat kehidupan adat Ciherang menjadi terkikis dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang penuh kemajemukan. Selain itu, kepudaran identitas adat ciherang ini karena kurang terpeliharanya asset-asset kebudayaan yang ada. Sehingga pada akhirnya kami menjadi prihatin dan ditakutkan Ciherang Masa depan menjadi Ciherang yang tanpa Identitas.
Berdasarkan pengamatan kami, Ciherang yang ditinjau dari kurun waktu dibagi menjadi 3 :
1. Dari tahun 1980 ke belakang (Masa Lampau)
2. Dari tahun 2000 sampai sekarang (Masa Transisi)
3. Dari tahun 2010 Ke Depan (Masa Pancaroba masa krisis foundamental)
Masa Lampau
Pada masa olot kasepuhan yang pertama, wilayah Ciherang dijadikan pusat Distrik Pemerintahan dengan adanya pusat kecamatan (Kemantren), yang bertujuan untuk mempermudah kerjasama antara olot kasepuhan dengan pemerintah. Dan pada akhirnya terjadilah kehidupan yang madani.

Masa Transisi
Pada kehidupan dimasa ini manakala kehidupan sudah sedikit modern sehingga pelaku-pelaku sejarah kurang mendapat perhatian, karena pola pikir dari pihak kasepuhan dianggap kurang relevan, padahal apabila dikaji lebih dalam, keberadaan Kasepuhan itu sungguh luar biasa.
Dikehidupan masa transisi ini pihak kasepuhan hanya nonton dari pemangku kebijakan saja. Pada masa ini, sudah terlihat bahwa nilai-nilai norma adat dan budaya sudah mulai terkikis. Sungguh prihatin.
Masa Yang Akan Datang
Menghadapi era globalisasi dan krisis foundamental yang akan dan sedang dialami sekarang, kami kaum muda yang merasa prihatin memohon kepada para penerus bangsa jangan lupa dan meninggalkan jati diri kita.

A. Sejarah Singkat Kasepuhan Ciherang
Kasepuhan Ciherang merupakan salah satu masyarakat adat yang berada di sekitar kawasan Aneka Pertambangan Emas Cikotok (± 2 KM dari Terminal Cikotok). Secara administrasi kasepuhan ini terdapat di desa Cibeber kecamatan Cibeber kabupaten Lebak Banten. Kasepuhan ini adalah semacam struktur organisasi pemerintahan yang merupakan organisasi terbesar pada suatu wilayah. Kasepuhan Ciherang dipimpin oleh seorang ketua adat yaitu Olot. Jabatan ketua adat ini bersifat turun temurun. Artinya Olot yang sekarang mendapat jabatan ketua adat dari ayahnya dan masa jabatan seumur hidup. Ciherang merupakan bagian dari kehidupan adat yang nota bene tata kehidupannya di atur oleh seorang Pemangku Adat yang dijuluki Kasepuhan (Olot).

Ampun paralun kakaruhun
Sekitar tahun 18 waktu penjajahan Hindia Belanda, Nenek moyang kita kehidupannya terkatung-katung. Segala persoalan diatur kaum penjajah, berangkat dari rasa tertekan itulah muncul gagasan untuk membuat ketua atau orang yang paling tua/yang dituakan (Olot). Pada saat itu belum kuat rasa persatuannya, sehingga berbagai kebutuhan maka bergabunglah saudara-saudara yang tergolong dalam 7 (tujuh) keturunan yang datangnya dari sajra bogor untuk membentuk kekuatan. Dari situlah ada pembagian tugas ke tujuh pelosok kampung atau wilayah.
Olot kasepuhan Ciherang mempunyai tugas anak kampung ±40 Rendangan untuk mengatur mekanisme kaolotan. Berangkat dari itulah muncul nama Olot Kasepuhan.

B. Adat Kebudayaan Ciherang
Kasepuhan Ciherang mempunyai berbagai adat budaya diantranya:
1. Sedekah Seren Taun (satu tahun sekali)
2. Ider Sajagat
3. Sedekah Bumi (tujuh kali)
Peninggalan sejarah yang ada :
1. Taman Cagar Alam Lebak Parigi
2. Tukuh
3. Leuwi Sunat
4. Senjata Pusaka Leluhur
5. Letak Geografis yang strategis
Sistem dalam kasepuhan:
1. Pemangku Adat : Olot Kasepuhan
2. Juru Basa/Juru kunci : 1 Orang
3. Ketua Guru Mulan : 7 Orang
4. Pamarentah
5. Rakyat

Seren Taun
Seren Taun berasal dari suku kata serah (seren)=sisa (menyerahkan), Taun (masa, waktu).
Seren taun diadakan setahun sekali pasca panen. Untuk memperingati panen tiap tahunnya diadakan upacara seren taun yaitu upacara yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa atas hasil panen. Seren taun diadakan bulan muharam.
Ampun paralun:
Ngamumule Dewi Pohali (Nyi Pohali) yaitu padi. Dengan Bahasa lain : Netepkeun Nyi Pohali ka Imahna (leuit)
Banyak hiburan pada saat seren taun ini, ada yang berpendapat bahwa seren taun merupakan pestanya petani. Bahkan acara ini menjadi wisata tersendiri bagi orang diluar kasepuhan. Selain menanam padi beberapa masyarakat juga memelihara ikan di kolam. Tujuan memelihara ikan inipun bukan untuk produksi / ternak melainkan untuk konsumsi sendiri.

Ider Sajagat
Kegiatan Ider sajagat ini dilakukan oleh para pemuka adat. Bahasa lain berkeliling ke kampung yang berada pada wilayah kasepuhan yang bertujuan uji kelayakan atau meninjau sejauh mana kemajuan kampung dalam waktu setahun oleh masingmasing kampung. Ini dilakukan dengan berjala kaki dengan waktu 7 (tujuh) hari. Biasanya dilakukan oleh orang pilihan atau satria pinilih karena berjalannya ke pinggir kampung atau lewat hutan.

Sedekah Bumi
Masyarakat Ciherang memang terkenal dengan beragam jenis tradisi budaya yang di ada di dalamnya. Baik tradisi cultural yang bersifat harian, bulanan hingga yang bersifat tahunan, semuanya ada dalam tradisi budaya Ciherang tanpa terkecuali. Dari beragam macamnya tradisi yang ada di masyarakat Ciherang, hingga sangat sulit untuk mendeteksi serta menjelaskan secara rinci terkait dengan jumlah tradisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat Ciherang tersebut. Salah satu tradisi masyarakat Ciherang yang hingga sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat Ciherang pada setiap tahunnya adalah sedekahbumi.Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di Kasepuhan Ciherang yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang Ciherang terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat Ciherang yang berprofesi sebagai petani, yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famili mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada dibumi.Bagi masyarakat Ciherang khususnya para kaum petani, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian yang sudan menyatu dengan masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari kultur (budaya) Ciherang yang menyiratkan simbol penjagaan terhadap kelestarian serta kearifan lokal (Local Wisdem) khas bagi masyarakat agraris khususnya yang ada di kampung Ciherang.
Sedekah bumi yaitu upacara adat yang dilakukan untuk menghormati alam bumi. Biasanya dilakukan didua tempat, yaitu:
1. Di Lebak Parigi
2. Di Luar Rumah Warga
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>@@@@<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<